Translate

Salter Builds

Salter Builds 

 



While finding some precedents for a class I'm teaching I came across Charles Holland's "brief paen to Peter Salter" from 2012, where he mentions that "the houses are currently on site." This is certainly good news, especially since it will be the first realized project in his home country. To date he has only completed buildings in Japan: Inami Woodcarving Museum and Kamiichi Pavilion, to name two of them.


The drawings and construction photos above come from the website of Baylight Properties, where the project is called simply "Walmer Road" and is supposedly "available in December 2012." I'm guessing this date was not reached, since the below Google street views come from April 2012, and even though I wasn't sure of the final form of the building, it looks like more than eight months of work is left.


An aerial from Google:
My digital sleuthing continued, and I discovered via Bing Maps that Mole Architects is working with Salter on the project. Their website has a rendering of what the building will look like on the street:

Mole's website also has some of Salter's sketches as well as a few construction photographs that show a little bit more progress on the structure.


I'm most intrigued by this wood volume being fabricated off site:

It appears to be what is depicted in the section sketch by Salter shown at the top of this drawing collage:

It's worth ending this post with some of Holland's words from the paen mentioned above, as they seem appropriate here:

"Reassuringly, he remains committed to the hand-drawing, which presumably now someone has to translate into construction documents. The same naked people and bulbous forms appear in the drawings for this scheme, seemingly blissfully unconnected to pragmatic concerns of Lifetime Homes requirements or the number of recycling bins. [...] The strange thing is that, after all those years obsessively looking over Salters's drawings I have genuinely no idea what this building will look like. Looking at the plans ... gives little clue. Salter's drawings were always both explicitly literal and almost completely opaque. Everything is rendered with utter deadpan realism apart from what it might look like."

http://archidose.blogspot.com/2014/03/salter-builds.html

ETIKA DAN PROVESI ARSITEKTUR

ETIKA DAN PROVESI ARSITEKTUR


1.  Kegiatan perancangan, pelaksanaan, pemanfatan serta pembongkaran/ konservasi merupakan sebuah rangkaian kegiatan arsitektur yang harus dilalui untuk memperoleh sebuah tujuan yang jelas dari sebuah bangunan.
a.      Perancangan
Perancangan sendiri merupakan sebuah proses, cara, ataupun desain agar sebuah sistem dapat berjalan sebagai mana yang diinginkan/ suatu kegiatan untuk membuat suatu usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi lebih baik. Jenis metode yang sering kali dipakai dalam merancang adalah metode problem solving yaitu jenis metode yang memerlukan analisa yang matang untuk mendapatkan sintesa/ bahan masukan yang tepat terhadap disain.

Tahapan yang dilakukan arsitek saat melakukan proses perancangan adalah :

Ø  Permulaan
Proses permulaan meliputi pengalaman dan batasan masalah yang akan dibenahi melalui serangkaian wawancara berupa penggalian lebih dalam akan masalah – masalah yang dihadapi serta pengajuan usul baik dari klien maupun arsitek untuk mengatasi masalah – masalah yang ada.
Ø  Persiapan
Langkah ini meliputi pengumpulan dan analisis informasi mengenai masalah yang akan dibenahi yang secara spesifik meliputi pengumpulan secara sistematis dan analisis informasi tentang suatu proyek tertentu atau yang sering disebut sebagai proses pemrograman. Dari proses pemrograman ini sendiri akan menghasilkan suatu laporan tertulis yang memuat analisa serta persoalan – persoalan penting yang akan dibenahi.
Ø  Pengajuan usul (Sintesa)
Dalam proses ini, arsitek membuat usulan – usulan perancangan yang harus menghimpun berbagai pertimbangan dari konteks social, ekonomi, fisik, program, tempat, klien, teknologi, estetika, dan nilai – nilai perancangan.
Ø  Evaluasi
Proses ini membahas mengenai evaluasi usul – usul alternatif yang diajukan oleh arsitek / perancang. Evaluasi yang dilakukan ini meliputi perbandingan pemecahan – pemecahan masalah terhadap rancangan yang diusulkan dengan tujuan dan kriteria yang dikembangkan dalam tahap pemrograman / persiapan.

Ø  Tindakan
Yang termasuk dalam tahap tindakan dalam proses perancangan adalah kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan mempersiapkan dan melaksanakan suatu proyek, seperti menyiapkan dokumen – dokumen konstrusi berupa gambar – gambar kerja dan spesifikasi – spesifikasi tertulis untuk bangunan dan pemilihan kontraktor.

b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan langkah selanjutnya setelah semua yang dibutuhkan ditahapan perancangan sudah terpenuhi. Pelaksanaan sendiri berarti suatu tindakan nyata yang dilakukan untuk mengusahakan agar seluruh anggota/ kelompok dapat mencapai tujuan dari pekerjaan yang dilakukan. Jenis metode yang sering digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sendiri ada beberapa jenis diantaranya metode barchart, CPM (Critical Path Method), PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan PDM (Presedence Diagram Method).
Tahap yang dilakukan arsitek saat melakukan proses pelaksanaan :
Ø  Penyiapan Dokumen Pengadaan Pelaksana Konstruksi
Pada tahap ini, arsitek mengolah hasil pembuatan Gambar Kerja ke dalam bentuk format Dokumen Pelelangan yang dilengkapi dengan tulisan Uraian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat teknis pelaksanaan pekerjaan-(RKS) serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk Daftar Volume (Bill of Quantity/BQ). Sehingga secara tersendiri maupun keseluruhan dapat mendukung proses:
a. Pemilihan pelaksana konstruksi
b. Penugasan pelaksana konstruksi
c. Pengawasan pelaksanaan konstruksi
d. Perhitungan besaran luas dan volume serta biaya pelaksanaan pembangunan yang jelas.
Ø  Pelelangan
Pada Tahap Pelelangan arsitek membantu pengguna jasa secara menyeluruh atau secara sebagian dalam:
a. Mempersiapkan Dokumen Pelelangan
b. Melakukan prakualifikasi seleksi pelaksana konstruksi
c. Membagikan Dokumen Pelelangan kepada peserta/lelang
d. Memberikan penjelasan teknis dan lingkup pekerjaan
e. Menerima penawaran biaya dari pelaksana konstruksi
f. Melakukan penilaian atas penawaran tersebut
g. Memberikan nasihat dan rekomendasi pemilihan pelaksana konstruksi kepada pengguna jasa
h. Menyusun Perjanjian Kerja Konstruksi antara pengguna jasa dan pelaksana konstruksi
Sasaran tahap ini adalah Untuk memperoleh penawaran biaya dan waktu konstruksi yang wajar dan memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan sehingga konstruksi dapat dipertanggung jawabkan dan dilaksanakan dengan baik dan benar.
c.       Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah proses/ cara menggunakan sebuah objek sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan ketentuan yang ada.
Tahapan yang dilakukan arsitek saat melakukan proses pemanfaatan :
Bila pekerjaan telah selesai, maka bangunan diserahkan kepada owner. Penyerahan pekerjaan ini sendiri terbagi atas dua tahapan :
Ø  Penyerahan bangunan kepada owner yang dilakukan pada saat bangunan telah selesai dikerjakan.
Ø  Penyerahan bangunan kepada owner yang dilakukan setelah selesai masa pemeliharaan.
  
d.      Pembongkaran / Konservasi
Konservasi itu sendiri berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have).
Tahapan yang dilakukan arsitek dalam kegiatan pelestarian bangunan :
Ø  Stating Cultural Significance, merupakan usaha memahami dan menilai makna kultural dari bangunan beserta nilai tempatnya dengan kriteria penilaian tertentu sebagai contoh nilai keindahan, sejarah dan keilmuan, maupun nilai demonstratif, hubungan asosiasional, kualitas formal dan estetis. Pada tahapan ini ada beberapa sub tahapan yang harus dilakukan diantaranya :
·         Pengumpulan bukti – bukti documenter dan fisik
·         Penusunan analisis data
·         Penilaian terhadap makna kultural
·         Menetapkan makna kultural
Ø  Conservation Policy, merupakan pencarian cara–cara terbaik dalam mempertahankan nilai–nilai tersebut dalam penggunaannya dan pengembangan di masa yang akan datang). Pada tahapan ini juga terdapat beberapa sub tahapan yang harus dilakukan diantaranya :
·   Mengumpulkan informasi bagi pengembangan kebijakan konservasi diantaranya persyaratan klien/ penggunaan yang layak, persyaratan eksternal, persyaratan untuk mempertahankan makna cultural, kondisi fisik.
·         Pengembangan suatu kebijakan konservasi
·         Menetapkan kebijakan konservasi
·         Strategi bagi implementasi kebijakan konservasi

2.      Sikap dan tanggapan arsitek sesuai dengan pedoman kerja etika arsitek :
Ø  Kaidah dasar
Kaidah Dasar sendiri merupakan kaidah pengarahan secara luas sikap ber-etika seorang Arsitek. Dengan menyimak pengertian di atas, maka bentuk sikap dan tanggapan yang wajib ditunjukan arsitek dari segi kaidah dasar yaitu arsitek mempunyai kewajiban untuk berperan serta dalam proses penataan kembali bangunan di dalam lingkungan pekerjaannya dengan tidak hanya mengutamakan materi (keuntungan) semata, tetapi bagaimana usaha arsitek untuk mempertahankan atau mengangkat kembali nilai - nilai kebudayaan dari bangunan dan meningkatkan nilai dari suatu lingkungan itu sendiri, menghidupkan kembali semangat – semangat masyarakat lewat karya – karyanya, hingga penyelesaian pekerjaan dengan baik sehingga dapat memuaskan setiap orang yang menggunakan jasanya itulah bentuk sikap yang dibutuhkan oleh seorang arsitek.
Ø  Standar etika
Standar Etika, merupakan tujuan yang lebih spesifik dan baku yang harus ditaati dan diterapkan oleh anggota dalam bertindak dan berprofesi. Untuk standar etika sendiri, sikap dan tanggapan dari arsitek itu harus bisa mencerminkan kepribadiannya sebagai seorang pribadi yang jujur, berwawasan luas, bersahaja, teladan, bisa bekerja sama, bisa dipercaya, tidak memilih, hingga bagaimana dia berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Ø  Kaidah tata laku

Kaidah Tata Laku, bersifat wajib untuk ditaati, pelanggaran terhadap kaidah tata laku akan dikenakan tindakan, sanksi keorganisasian. Dengan demikian, bentuk sikap dan tanggapan yang diberikan dari arsitek terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitarnya haruslah mempunyai ketegasan dalam bertindak dengan tidak melangkah terlalu jauh dari aturan – aturan yang berlaku di dalam organisasi. Hal ketegasan ini sangat dibutuhkan guna tercapainya suatu kenyamanan, kesejahteraan maupun kebaikan yang merata bagi setiap orang, kelompok / lingkungan masyarakat di mana dia berada.
http://www.gunadarma.ac.id

Jadi Arsitek (Tidak) Harus Jago Gambar?


 A : Kuliah jurusan apa?
B : Arsitektur...
A : Wah, pasti jago gambar deh.

Perkara gambar-menggambar memang sudah lekat sekali dengan dunia arsitektur. Lumrah kalau kebanyakan orang beranggapan bahwa arsitek atau mahasiswa arsitektur pastilah orang-orang yang pandai menggambar. Saking lumrahnya, saya yakin hampir semua mahasiswa arsitektur di seluruh Indonesia raya pasti pernah dapat komentar seperti yang saya tulis pada percakapan di atas. Sayangnya, pandangan tersebut akhirnya malah jadi “tembok penghalang” bagi sebagian orang, yakni anak-anak SMA yang berminat meneruskan studinya diF jurusan arsitektur, tapi harus mengurungkan niatnya lantaran minder dengan kemampuan menggambarnya yang pas-pasan.


Lantas, apakah jadi arsitek memang harus jago menggambar?

Tidak mutlak harus, tapi penting. Bayangkan kita sedang bertemu dengan klien. Nggak mungkin dong bawa-bawa laptop lalu ngutak-ngatik SketchUp atau AutoCAD sementara klien kita mengemukakan desain yang ia inginkan. Tentu sangat tidak efisien. Untuk keperluan itu, membuat sketsa dengan kertas dan pensil tetap jadi juara. Atau, dengan kemajuan teknologi sekarang, tablet dengan aplikasi free-sketching. Apapun itu, keduanya tetap butuh kemampuan menggambar yang mumpuni.



Eits, yang merasa kurang jago menggambar jangan keburu putus asa dulu. Kemampuan menggambar memang penting, tapi bukan satu-satunya syarat. Arsitek tidak sama dengan tukang gambar. Jadi, ada syarat-syarat lain yang lebih penting daripada sekedar ‘jago menggambar’, seperti:

Ide dan Konsep Rancangan yang Kuat

Gambar sebagus apapun tidak akan berarti jika konsep rancangan yang diusung biasa-biasa saja atau malah buruk. Dalam arsitektur, gambar hanyalah media atau cara penyampaian, yang utama tetap rancangannya. Gampangnya, gambar itu ibarat amplop dan konsep rancangan ibarat surat. Mana yang lebih penting, amplop atau isi suratnya? Lagipula, bagaimana bisa membuat gambar yang bagus kalau yang mau digambar aja nggak ada?

Daya Bayang Ruang yang Baik

Arsitektur pada dasarnya adalah seni mengolah ruang. Jadi ya sudah sewajarnya seorang arsitek memiliki daya bayang ruang atau kemampuan spasial yang baik.Tidak hanya membuat gambar yang terlihat bagus, seorang arsitek juga harus bisa membayangkan bagaimana “rasanya” berada pada ruang tersebut ketika rancangan tersebut nantinya telah dibangun. Dengan begitu, rancangan yang ia hasilkan bisa lebih hidup.

Kemauan dan Ketekunan

Jago menggambar saja tidak akan cukup untuk jadi arsitek bila tidak disertai dengan kegigihan. Nyatanya, kuliah di jurusan arsitektur tidak bisa dibilang mudah. Tugasnya seabrek. Sekalipun gambarnya bagus, kalau telat mengumpulkan tugas –atau malah tidak mengumpulkan sama sekali- karena malas-malasan atau manajemen yang kurang baik, ujung-ujungnya ya dapat nilai yang jelek juga.

Begitu pun sebaliknya. Meskipun hanya memiliki kemampuan menggambar yang pas-pasan, asalkan rajin dan tekun (mengumpulkan tugas tepat waktu, sering asistensi, sering membaca-baca literatur untuk meningkatkan kualitas rancangan, dsb.), hasil yang didapat tentu sepadan.

Empat tahun perkuliahan bukanlah waktu yang singkat untuk melatih kemampuan menggambar, apalagi saat kuliah tentu juga diajarkan pula teknik-teknik menggambar yang baik. Ditambah, sistem penerimaan mahasiswa arsitektur yang sekarang menggunakan tes tulis, tidak seperti dulu yang juga disertai tes gambar.

Jadi, jangan ada lagi alasan untuk membuang mimpi menjadi seorang arsitek hanya karena kemampuan menggambar yang pas-pasan. Selamat berjuang!

Insyaalah jadi arsitek (tips jadi arsitek sukses)

Apakah anda seorang Mahasiswa jurusan Arsitektur pada sebuah perguruan tinggi?
Apakah anda serius di bidang arsitek?


Jika memang iya, mungkin tips di bawah berguna untuk anda
 
1.  Meluruskan Niat. Harus meluruskan niat dan menjadikan semua yang anda kerjakan bernilai ibadah di mata Allah.
2. Bersikap santun. Berperilaku santun dalam penampilan, perbuatan dan perkataan, sebagai seorang muslim dan mukmin tentunya sikap ini sudah mutlak harus ada pada diri kita dan inilah awal dari kunci kesuksesan dunia dan akhirat.
3. Supel dalam bergaul. serta selalu menjalin silahturahmi dengan siapapun dari golongan bawah, menengah ataupun the have, sehingga kita tidak canggung dimanapun berada. Cobalah manfaatkan situs-situs pertemanan di internet untuk memperkenalkan diri dan mencari relasi sebanyak-banyaknya.
4. Professional. proffesional dalam menjalankan amanah serta komitmen akan waktu dan janji.
5. The Sooner, The Better. Berusahalah untuk lulus secepatanya, lebih baik kalau disertai dengan gelar pujian. Sering mengikuti beberapa kompetisi desain arsitektur ketika masa kuliah, akan memberikan keuntungan Anda pada masa datang, karena selain mampu mengasah kreatifitas Anda juga akan meningkatkan ‘daya jual’ Anda ketika melamar pekerjaan kelak.
5. Kerja Magang Saat Kuliah. Cobalah untuk bekerja paruh waktu pada saat kuliah di perusahaan arsitektur, baik sekedar menjadi drafter ataupun surveyor. Tidak menjadi soal jika gajinya kecil sekalipun. Atau terimalah tawaran dari dosen/ajukan penawaran kepada dosen Anda untuk dapat mengikuti proyek-proyek perancangannya –jangan lupan pada akhir perkuliahan Anda meminta rekomendasi dari dosen/professor Anda tentang kinerja Anda. Hal ini akan memperbanyak jam terbang Adan dalam hal wawasan desain.
6. Pelajari CAD. Pelajarilah aplikasi-aplikasi program Computer Aided Design (CAD) seperti AutoCAD, 3D Max maupun Sketchup sesegera mungkin. Ambil kursus aplikasi tersebut kalau perlu, karena saat ini dan pada masa datang, akan semakin banyak perusahaan yang membutuhkan skills Anda tersebut.
7. Bergabung Dengan IAI. Persiapkan diri Anda untuk memperoleh IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) setelah kelulusan, sebagai ‘kunci’ eksistensi dan syarat Anda apabila Anda akan membuka biro desain yang kredibel. Selain itu, bergabung dalam ikatan/komunitas Arsitektur Muda Indonesia (AMI), akan semakin mengasah skills Anda dalam desain-desain bergaya modern kontemporer yang selalu up-to-date.
 

Tips Sukses Menjadi Seorang Arsitek

Bakat seseorang arsitektur tidak hanya terdiri atas gabungan imaginasi kreatif dan kemampuan menggambar. Anda diharapkan juga mau untuk mengembangkan kemampuan Anda dalam bidang-bidang lain seperti teknologi, komputer serta kemampuan komunikasi, baik lisan maupun tulisan.

Berikut ini adalah Tips sukses menjadi seorang arsitek:

1. Konsultasi Awal. Pertama-tama, berkonsultasilah dengan pihak sekolah menengah (guru BP), untuk meminta nasihat kursus apakah yang paling sesuai untuk mendukung dan mempersiapkan Anda masuk ke jurusan arsitektur di perguruan tinggi. Arsitektur membutuhkan kemampuan lebih dalam hal matematika, jadi ada baiknya Anda dapat mengambil kursus matematika sebagai persiapan awal. Namun apabila Anda membenci matematika, ada baiknya Anda pertimbangkan untuk mencari karir pekerjaan yang lain.

2. Kumpulkan Informasi Perguruan Tinggi. Cobalah untuk browse perguruan-perguruan tinggi unggulan dalam bidang arsitektur, pastikan perguruan tinggi tersebut masuk rangking nasinal dalam bidang arsitektur, kemudian kontak mereka untuk menanyakan syarat awal penerimaannya. Di Indonesia, ada beberapa perguruan tinggi yang dikenal ‘kuat’ dalam bidang arsitektur, diantaranya adalah Arsitektur Universitas Parahyangan Bandung, Arsitektur ITB, Arsitektur Universitas UGM, Arsitektur Universitas Trisakti Jakarta dan Arsitektur Universitas Sugiopranoto Semarang.

3. Daftarkan Diri Anda. Daftarkan diri Anda ke perguruan-perguruan tersebut, dimana Anda telah memenuhi persyaratannya. Pastikan Anda mengirimkan/mengumpulkan seluruh dokumen yang diminta.

4. The Sooner, The Better. Berusahalah untuk lulus secepatanya, lebih baik kalau disertai dengan gelar pujian. Sering mengikuti beberapa kompetisi desain arsitektur ketika masa kuliah, akan memberikan keuntungan Anda pada masa datang, karena selain mampu mengasah kreatifitas Anda juga akan meningkatkan ‘daya jual’ Anda ketika melamar pekerjaan kelak.

5. Kerja Magang Saat Kuliah. Cobalah untuk bekerja paruh waktu pada saat kuliah di perusahaan arsitektur, baik sekedar menjadi drafter ataupun surveyor. Tidak menjadi soal jika gajinya kecil sekalipun. Atau terimalah tawaran dari dosen/ajukan penawaran kepada dosen Anda untuk dapat mengikuti proyek-proyek perancangannya –jangan lupan pada akhir perkuliahan Anda meminta rekomendasi dari dosen/professor Anda tentang kinerja Anda. Hal ini akan memperbanyak jam terbang Adan dalam hal wawasan desain.

6. Pelajari CAD. Pelajarilah aplikasi-aplikasi program Computer Aided Design (CAD) seperti AutoCAD, 3D Max maupun Sketchup sesegera mungkin. Ambil kursus aplikasi tersebut kalau perlu, karena saat ini dan pada masa datang, akan semakin banyak perusahaan yang membutuhkan skills Anda tersebut.

7. Bergabung Dengan IAI. Persiapkan diri Anda untuk memperoleh IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) setelah kelulusan, sebagai ‘kunci’ eksistensi dan syarat Anda apabila Anda akan membuka biro desain yang kredibel. Selain itu, bergabung dalam ikatan/komunitas Arsitektur Muda Indonesia (AMI), akan semakin mengasah skills Anda dalam desain-desain bergaya modern kontemporer yang selalu up-to-date.

Sumber : http://tipsanda.com/2009/05/26/tips-sukses-menjadi-seorang-arsitek/

Powered by Blogger.

soundcloud

Musik

Copyright © / Arsitek Handal

Template by : Urangkurai / powered by :blogger